BANDARLAMPUNG, LK — Memutuskan untuk beristirahat mengajar Pendidikan Anak Usia Dini, Nur Ekayani banting setir menggeluti kerajinan celengan berkarakter
Nur Ekayani warga Gunung Batu Langkapura Bandar Lampung yang sebelumnya berprofesi sebagai guru mengajar di Pendidikan Anak Usia Dini, kini menggeluti usaha kecil-kecilan, yaitu memproduksi kerajian celengan berkerakter yang berbahan semen gipsum (semen putih). berkat ide kreatifnya, ia mampu meraih omset jutaan rupiah perbulannya.
Nur Ekayani mengerjakan produk celengan diberi nama Galeri Aska itu dirumahnya sendiri, sudah ratusan produk yang terjual, tiap harinya, ia mampu memproduksi hingga 200 unit celengan, dengan bahan utama gipsum, air, dan juga cat warna.
Celengan karakter yang diproduksinya itu, dijual mulai Rp5 ribu untuk karakter polos, Rp10 ribu untuk celengan berwarna, dan Rp15 ribu dilengkapi dengan kuas dan warna.
Ide ingin memproduksi celengan berkarakter berawal dari melihat-lihat channel Youtube, Facebook dan media sosial lainya, melalui online itu, saya terinspirasi untuk mencoba membuatnya dan setelah jadi, mencoba menjualnya lewat online dan ternyata pemasaran bagus, respon dari konsumen juga sangat positif.
Melalui produk ini, saya ingin menanamkan edukasi ke anak-anak, utamanya pelajar TK dan SD.
Dengan adanya paket edukasi tersebut, Nur Ekayani berharap kedepannya anak-anak mampu mengembangkan ilmunya.
“Anak-anak bisa belajar mewarnai dan mengembangkan fungsi motorik mereka melalui melukis,” ujar wanita berkulit hitam manis tersebut.
Sekarang Alhamdulillah sudah ada 6 karakter seperti Doraemon, Hello Kitty, Minion, Mickey, Keropi, dan Kuda Poni.
” Hal yang paling ditanamkan dalam penjualan celengan ini adalah edukasi karena pangsa pasar yang ditarget ialah anak-anak yang tidak lain anak-anak TK” ujar Nur.
Untuk celengan karakter yang ia jual ada enam yakni Doraemon, Hello Kitty, Minion, Mickey, Keropi, dan Kuda Poni. Nur Ekayani berharap, agar usahanya itu bisa dilirik pemerintah maupun Investor lain.
Nur Ekayani menjelaskan, bahan yang digunakan dalam pembuatan celengan karakter, yakni gypsum atau semen putih dan air. Tiap harinya, Ia mampu memproduksi hingga 200 unit celengan,
Namun kesulitan yang dialami Nur Ekayani yakni di segi pemasaran, Nur Ekayani berharap mendapatkan bantuan pelatihan di bidang pemasaran karena saat ini ia terkendala di pemasaran produknya.
Nur Ekayani juga memperkerjakan ibu-ibu rumah tangga di lingkungan sekitar rumahnya.
“Mudah-mudahan bisa lebih besar lagi, dan selalu lancar, kalau lebih besar lagi maka akan lebih banyak lagi ibu-ibu rumah tangga yang dapat dikaryakan untuk membantu memproduksi celengan karakter edukasi,” pungkas Nur Ekayani.***