BANDARLAMPUNG, Lampungkham – Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan serta memaksimalkan fungsi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai gate keeper, BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung menggelar rapat Monitoring dan Evaluasi Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) Kabupaten Tanggamus di Gisting, Selasa 27 April 2021.
Hal tersebut bertujuan untuk melihat komitmen dari fasilitas kesehatan terhadap upaya peningkatan pelayanan kepada peserta JKN-KIS.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung Agus Wibowo mengatakan penilaian terhadap FKTP melalui sistem KBK dilihat berdasarkan pencapaian indikator yang meliputi beberapa aspek, yaitu angka kontak, rasio rujukan rawat jalan non spesialistik, kompetensi yang ada di FKTP tersebut, dan indikator terakhir yaitu rasio peserta prolanis terkendali. Dirinya menambahkan, tujuan penerapan KBK ini adalah sebagai indikator kinerja yang berdampak pada hasil dan ditetapkan pola reward dan konsekuensi atas pemenuhan komitmen pelayanan atau kinerja FKTP.
“Apabila kinerja FKTP optimal, maka tarif kapitasi dapat dicapai maksimal. Dengan demikian dibutuhkan komitmen pelayanan oleh FKTP yang berdampak kepada tarif kapitasi yang disesuaikan dengan hasil komitmen tersebut,” ungkap Agus.
Agus menambahkan sejak tahun 2016, BPJS Kesehatan Cabang Cabang Bandar Lampung telah mulai menerapkan sistem pembayaran Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan (KBK). Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan peserta di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Agar implementasi sistem tersebut dapat berjalan optimal, maka secara rutin dilakukan monitoring dan evaluasi dengan mengundang pemangku kepentingan terkait.
“Kami ingin peserta JKN-KIS merasa puas ketika mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan. Oleh karenanya kita secara rutin terus berkoordinasi dan melakukan evaluasi bersama seluruh FKTP untuk perbaikan kedepannya,” tambah Agus.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Puskesmas Bernung Kabupaten Pesawaran Ida Farida membagikan tips and trick untuk mencapai indikator KBK hingga 100%. Hal ini ia lakukan karena pencapaian Puskesmas Bernung nilai KBKnya 100 %.
“Strategi manajemen KBK Puskesmas Bernung yaitu dengan komitmen bersama seluruh petugas untuk pencapaian KBK, melakukan rapat rutin tim KBK, pembagian tugas kepada SDM dengan memperhatikan Analisa beban kerja, pembiayaan BLUD dengan pemenuhan BHP, obat, sarana dan prasarana serta insentif untuk petugas P Care, dan yang terakhir adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi dilakukan setiap bulan,” kata Ida.
Dengan dilakukannya kegiatan monitoring dan evaluasi KBK serta Best Practice Sharing (BPS) dari Kepala Puskesmas Bernung, Agus berharap seluruh FKTP lainnya dapat mengikuti jejak Puskesmas Bernung sehingga pencapaian KBKnya bisa 100% dan bisa meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada peserta. **