BANDARLAMPUNG, LK – Saat ini biaya pelayanan kesehatan sudah sangat mahal, tentunya tidak terjangkau oleh masyarakat Indonesia, khususnya biaya untuk pengobatan penyakit-penyakit katastropik. Selain banyak masyarakat yang tidak mampu, tentunya akan menimbulkan masalah ekonomi jika ada seorang yang sakit dan butuh biaya yang cukup banyak, sehingga akan menguras harta untuk biaya berobat.
Beruntung Pemerintah telah mengantisipasi permasalahan ini dengan menghadirkan program JKN, semua penyakit ringan maupun berat dapat bebas biaya karena dijamin oleh program yang diluncukrkan Pemerintah pada tahun 2014 ini.
Sudah banyak masyarakat yang terbukti sangat terbantu dengan kehadiran program JKN ini. Salah satunya adalah Gede Astawa, warga Kota Bandar Lampung. Gede menyaksikan sendiri bagaimana program JKN benar-benar membantu keluarganya. Orang tuanya yang tahun lalu telah meninggal dunia, merupakan peserta JKN yang sangat terbantu dengan adanya program JKN.
“Orang tua saya dulu sakit kanker, 3 tahun operasi dan kemoterapi pakai JKN. Benar-benar tidak keluar biaya. Berkali-kali dirujuk sampai Jakarta untuk menjalani pengobatan orang tua saya, Syukur dilayani dengan baik dan tanpa bayar lagi.,” kenang Gede saat menceritakan pengalamannya memakai kartu JKN, Selasa 28 Juni 2022.
Awalnya orang tua Gede belum menjadi peserta JKN, namun ketika sakit dan di vonis dokter menderita kanker, Gede berfikir mendaftarkan orang tuanya menjadi peserta JKN, mengingat biaya pengobatan sakit kanker tidaklah murah.
“Dokter yang menangani orang tua saya menyarankan untuk mendaftarkan orang tua saya menjadi peserta JKN, karena penyakitnya membutuhkan biaya yang banyak dan cukup panjang waktunya penyembuhannya.
Tanpa pikir panjang, berbekal bertanya pada pasien-pasien dirumah sakit yang berobat pakai JKN tentang pelayananya, akhirnya Saya mendaftarkan orang tua saya menjadi peserta JKN” terang Pria Pemilik salah satu perusahaan otobus di Lampung ini.
Gede bersyukur, bisa menemani dan mendampingi orang tuanya ketika sakit. Selama 3 tahun menjalani pengobatan, tak sekalipun Ia dimintai membayar biaya pengobatan. Tentunya karena sudah dijamin oleh program JKN dan mengikuti prosedur yang berlaku.
“Menurut saya berdasarkan pengalaman pengobatan orang tua saya, Program JKN sangat membantu masyarakat. Kalau pakai uang sendiri, tentu saya habis ratusan juta buat operasi dan kemoterapi orang tua saya.
Jika dibandingkan dengan iuran yang hanya 150.000 rupiah perbulan untuk kelas 1, jauh sangat murah ketimbang membayar sendiri biaya berobat kanker dengan kemoterapi.
Mudah-mudahan semua penduduk Indonesia segera jadi peserta JKN semua, supaya bisa saling bergotong royong membantu peserta yang lain sakit” harap Gede.*