LIWA, Lampungkham — Produksi kopi Robusta Lampung Barat tahun ini di prediksi lebih baik dibandingkan dengan tahun 2019 yang lalu.
Disamping kesadaran masyarakat untuk melakukan petik merah semakin bertambah, pemahaman petani tentang perlunya menjaga mutu juga semakin meningkat hal ini ditunjukkan dengan semakin rendahnya persentase penjemuran di atas tanah tanpa alas, hal ini di sampaikan Agustanto Basmar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Lampung Barat melalui Laman Facebooknya.
Ketika di hubungi lampungkham.com lebih lanjut Agustanto Basmar menjelaskan bahwa, ditengah kondisi pandemi Covid 19 yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir ini, para petani kopi tetap bersemangat, walaupun harga yang belum berpihak kepada mereka.
” Harga basis di tingkat eksportir masih berkisar antara 20.000 – 22.000, sementara rendemen kopi yang dijual berkisar 70 – 80 persen. Artinya harga di tingkat petani masih berada pada level Rp, 17.000. Per Kg, ” ujarnya.
Lebih lanjut Agus mengatakan, Pemerintah Daerah melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan terus berupaya bagaimana mengejar produktifitas di tingkat petani agar mencapai 2 Ton Per Ha per Tahun.
Langkah ini tidak mudah, berbagai program kami luncurkan untuk menjawab berbagai persoalan yang ada dari on farma (hulu) sampai off farm (hilir).
“ Kami yakin ini bukanlah mimpi, dukungan rekan – rekan eksportir, petani milenial, lembaga – lembaga penelitian, lembaga pelatihan profesional sangat kami tunggu, tidak ada kata lain untuk mensejahterakan petani pekebun kecuali meningkatkan produksi dan mutu. Insya Allah harga akan mengikuti dari belakang,” tutupnya.(tto)