LIWA, Lampungkham — Dalam kurun waktu lima bulan saja, Januari – Mei 2020, Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung Barat (Lambar) mencatat 81 kasus terserang virus yang dibawa oleh nyamuk, demam berdarah dengue (DBD). Bahkan, dari jumlah itu terjadi sati kasus kematian.
Angka ini tentu menunjukan peningkatan yang segnifikan dari sepanjang tahun sebelumnya, 2019, dengan 95 kasus.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Diskes Lambar, Ira Permatasari saat dikonfirmasi, Rabu 17 Juni 2020. membenarkan terdapat lonjakan kasus DBD diwilayahnya. Dimana, terhitung di Bulan Mei 2020 telah terjadi 81 kasus DBD dengan satu angka kematian.
Meski demikian, Ira menyebut lonjakan angka kasus terjadi akibat faktor siklus lima tahunan.
Dimana, tahun 2020 menjadi tahun puncak siklus lima tahunan ini. Selain itu, tingkat kesadaran akan bahaya DBD di masyarakat diniali masih rendah.
Terutama menjalankan program pemberantasan sarang nyamuk (PSM) dan menutup, mengutas dan mengubur barang bekas (3M) plus.
“Rata-rata memang masyarakat kita untuk kesadaran melakukan PSM masih kurang, buktinya masih ada kasus yang berujung dengan meninggal. Berarti kesadaran untuk membersihkan sekeliling, baik membersihkan bak-bak penampungan air, menutup maupun menguras itu masih kurang,” katanya.
Namun, Ira juga tidak menampik untuk saat ini telah terjadi kasus DBD lokal di Lambar. Dalam arti dibeberapa wilayah di Lambar kini telah terjadi pengembangbiakan nyamuk yang membawa penyakit virus DBD. Walapun, sebelumnya Lambar di klaim merupakan tempat yang sulit dijadikan tempat pengembangbiakan nyamuk tersebut.
“Seiring berubahnya iklim yang terjadi tidak menutup kemungkinan nyamuk dapat berkembang biak disini,” ucapnya.
Masih kata Ira, sejauh ini terdapat lima kecamatan dengan angka kasus DBD tertinggi. Yakni, Kecamatan Balik Bukit dengan 28 kasus, Kecamatan Sumber Jaya 12 kasus, Kecamatan Sukau 10 kasus, Kecamatan Way Tenong delapan kasus dan Kecamatan Sekincau lima kasus.
“Seperti di Pekon Buay Nyerupa, Sukau kemarin kita lakukan foging karena dalam rentan waktu seminggu didapai 3 kasus. Dengan kondisi iklim ditambah mobilitas masyarakat yang tinggi melakukan perjalan keluar daerah tidak menutup kemungkinan dapat terjangkin ataupun membawa nyamuk dari wilayah luar masuk ke Lambar,” katanya.
Dengan tingginya angka kasus dalam lima bulan terakhir, pihaknya menghimbau kepada masyarakat agak melakukan pola hidup bersih dengan menerapkan PSM dan 3M plus di lingkungan sekitar.
“Jangan malas untuk melakukan gotong royong mingguan membersihkan lingkungan sekitar yang diselenggarakan oleh pekon, karena dalam 10 rumah delapan rumah melakukan PSM dan dua rumah tidak melakukan akan sia-sia. Penyebaran DBD dapat terus terjadi,” pungkasnya.(tto)