Petani Menjerit Musim Penghujan Datang Pupukpun Menghilang

441 views

LAMPUNGKHAM.COM-Petani menjerit musim penghujan datang pupukpun menghilang.

Perasaan inilah yang dikeluhkan para petani yang ada dikalianda dan sekitarnya.

Penderitaan para petani terus berlanjut, sebelumnya menderita dikarenakan kesulitan air akibat kemarau sehingga para petani dikalianda dan sekitarnya tidak bisa menanam padi, jagung dan tanaman lainya, saat ini para petani menderita karena kesulitan mendapatkan pupuk.

Meskipun sudah memasuki musim penghujan dan bisa bercocok tanam, tetapi saat ini para petani kesulitan mendapatkan pupuk, meskipun ada, harga pupuk tergolong mahal.
Hal ini dikeluhkan petani kalianda Tukiman saat ditemui media ini.

” Sekarang memang sudah memasuki musim penghujan, air sudah banyak, bisa nanem lagi, tapi sekarang kendalanya ndak ada pupuknya nduk, ujar tukiman yang terlihat lesu.

Kalo saya ini petani kecil, sambung tukiman, hanya menanam sawah sepetak, ndak banyak pakai pupuk, mau beli pupuk sedikit aja susah dapetnya.

” Jangan salahkan petani kalau harga beras di pasaran masih mahal, karena biaya tanamnya juga mahal, beli pupuknya mahal, dapetnya susah, waktu panen juga tidak banyak hasil panennya.” Keluh Tukiman.

Hal yang sama juga dikeluhkan petani lainya, Heri petani jagung juga mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk untuk tanaman jagungnya

” Belum berani nanem jagung lagi bang, belum dapet pupuknya, sudah cari kemana-kemana pupuknya, tapi gak dapet ” Keluh heri.

Ntah kenapa, sambung heri, pupuk jadi langka kayak gini, susah didapatkan, apa ada permainan, apalagi sekarang harga jagung lagi naik, sekitar 137 ribu per karung.

” Harga jagung memang lagi naik bang, kemungkinan ada oknum yang nimbun pupuk, biar bisa menjual pupuk dengan harga 2 kali lipat dijual kepetani, sehingga kami petani kecil kesulitan untuk mendapatkan pupuk ” Ujar Heri menduga-duga

Baca Juga :  Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melakukan Pencanangan Atlet Lampung yang akan mengikuti PON XX di Papua pada Oktober 2021 mendatang

Kami berharap, lanjut heri, pemerintah intansi terkait bisa cepat mengatasi kelangkaan pupuk ini, dan jika benar ada oknum yang menimbun pupuk, bisa ditindak tegas, agar tidak merugikan para petani kecil seperti saya ini.

‘ tahun lalu saya sudah rugi banyak bang, tambah heri, nanem jagung cuma dua kali tanem, karena kemarau, kesulitan air, sekarang mau nanem jagung lagi pupuknya gak ada, bukanya ngurangin penderitaan kami para petani, eh sekarang ada lagi penderitaan baru, kesulitan dapetin pupuk” Pungkas Heri.***